Saturday, August 14, 2010

IBNU SINA

370 H.-428 H./980 M-1037 M.

Kelahiran dan pertumbuhannya:
Nama lengkapnya adalah Husein bin Abdullah bin Hasan bin Ali bin Sina yang dijuluki dengan Abu Ali. Ibnu Sina lahir di desa Afsinah, sebuah desa yang berbatasan dengan kota Bukhara di Republik Ozbekistan. Dia dibesarkan di dalam keluarga yang stabil. Ayahnya berasal dari desa Balah kemudian pindah ke kota Bukhara di masa pemerintahan Amir Nuh bin Mansur. Dia bekerja di suatu ladang di suatu desa di Bukhara yang bernama Khormisin, akan tetapi dia tinggal di desa Afsinah, karena pertimbangan dekat dengan tempat kerjanya. Ayahnya mempunyai waktu dan fasilitas untuk mendidik dan mengajari Ibnu Sina dan saudara-saudaranya dengan baik sesuai dengan tingkat pendidikan anak di kala itu. Orang tuanya telah mencarikan guru Alquran dan sastra buat mereka. Ibnu sina berhasil menghafal Alquran dalam usia sepuluh tahun.


Mencari Ilmu:
Setelah Ibnu sina berhasil mempelajari banyak buku-buku sastra, orang tuanya mengirimnya kepada seorang guru untuk mengajarinya matematik, seterusnya fikih, metodologi penelitian dan apologi. Kemudian dia belajar ilmu Tasauf, mantik dan filsafat. Dia sangat pakar dalam bidang kedokteran dan terkenal ke mana-mana, sehingga para ilmuan kedokteran berdatangan belajar kepadanya.
Ibnu Sina belajar dengan sungguh-sungguh siang malam. Malam membaca buku, siang belajar dari guru. Secara rutin, dia terus belajar fikih dan filsafat. Dalam mencari solusi suatu masalah, dia mempunyai cara tersendiri. Beliau berhasil menyelesaikan studinya dalam usia yang masih dini. Konon dikatakan bahwa dia berhasil menyelesaikan semua itu dalam usia enam belas atau delapan belas tahun.


Popularitas dan Posisinya:
Di waktu sang Raja, Nuh bin Mansur kena penyakit, para dokter merasa kebingungan mencari obatnya. Ketika itulah nama Ibnu Sina terdengar ke telinga sang raja, lalu beliau memanggilnya untuk ikut dalam tim medis yang akan mengobati sang raja. Ibnu Sina melakukan tugas yang dibebankan kepadanya tersebut dengan baik, sehingga sang raja pun sembuh. Setelah itu sang raja memberikan izin khusus kepadanya untuk masuk ke perpustakaan yang ada di istana. Ibnu Sina mengggunakan kesempatan tersebut dengan sebaik-baiknya, di mana dia berhasil membaca semua buku yang ada di dalamnya, tanpa kecuali.
Ibnu Sina mulai mengadakan pengembaraan, ketika Daulat Samaniah mulai mengalamai kekacauan. Pertama sekali dia berangkat ke Bukhara, kemudian ke Karkanang. Selama dalam perjalanan dia selalu memakai pakaian pakar fikih, sehingga sultan Khuwarazmi menerimanya dengan penuh hotmat. Setelah itu dia meneruskan pengembaraannya ke Jurjan, lalu ke Khurasan, kemudian berangkat lagi ke Dahastan. Pada akhirnya dia kembali ke Jurjan dan di kota itu dia berhasil bertemu dengan Syekh Jurjani.
Di kota Jurjan, kedudukan Ibnu Sina cukup tinggi, dia sempat menduduki kursi menteri dua kali yaitu di masa Daulat Hamadan. Selama hidupnya Ibnu Sina tidak pernah berhenti membaca, menulis dan mengarang. Dia memberikan pelajaran kepada para santrinya di awal malam, sedangkan di pagi hari dia berangkat ke Kementerian.


Hasil Karyanya:
Hasil karya Ibnu Sina kurang lebih 250 buah, sebagian dalam bentuk buku, sebagian bentuk risalah dan yang lain dalam bentuk makalah, semuanya berkisar dalam bidang matematika, mantik, akhlak, fisika, kedokteran dan filsafah.
Hasil karya Ibnu Sina yang paling terkenal adalah dalam bidang kedokteran. Dalam bidang ini beliau berhasil menyususn buku "Al Kanun" yang memuat analisanya yang begitu rinci dan detil, seperti hubungan antara rematik dengan beberapa penyakit paru-paru lainnya, peranan air dan debu dalam penularan penyakit, hubungan antara faktor kejiwaan dengan penyakit pisik serta beberapa sebab penyakit yang sangat langka.
Buku "Al Kanun" tersebut telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa Eropa dan dijadikan sebagai bahan kajian di berbagai perguruan tinggi secara terus menerus selama empat belas abad.
Ibnu Sina juga mempunyai andil besar dalam bidang fisika seperti teemuat dalam bukunya As-syifa, An Najah dan Al Isyarah.


Wafatnya:
Walaupun Ibnu Sina sangat pakar dalam ilmu kedokteran, namun beliau kurang perhatian terhadap kesehatannya sendiri, sehingga dia sering sekali di timpa penyakit yang menyebabkan kondisi tubuhnya sangat lemah. Beliau meninggal dunia di Hamdan pada tahun 428 H./ 1037 M

No comments:

Post a Comment